My hope just a dream

­




My Hope
Just a Dream
Story by : Fazriyansyah
Ilustration by : -




                                Di Musim Semi Awal Tahun
BAB I       Ajaran Baru Gerbang Sekolah Yang Ku Benci

                Kumpulan kelopak bunga sakura yang bertebaran di di jalan tepat hadapanku.
                Tepat di depan saat memasuki gerbang yang penuh dengan rasa kekecewaan akupun mulai merasakan ada hawa kebencian yang keluar dalam diri ku.
                 Dengan spontan aku pun berpikir mengapa aku harus ­pergi ke tempat seperti ini, sangat ramai dan membuat ku sangat tertekan. Seakan-akan diriku tidak dapat bergerak dan berjalan bebas seperti dalam penjara yang penuh dengan penjaga, tapi tujuan aku masuk sekolah ini adalah membuat impian ku menjadi sebuah kenyataan.
                Sesaat masuk ke dalam gerbang kami para mahasiswa dan siswi pun di sambut dengan meriah, para kaka tingkat berkumpul seolah-olah sedang membuat rute dengan barisan sambil mempromosikan kegiatan klubnya masing-masing. Tapi aku lebih memilih untuk tidak mengikuti kegiatan klub sama-sekali, selain menyusahkan kegiatan klub juga dapan membuat ku jam pulang ku menjadi lama,  apalagi kalau ada rapat bisa-bisa pulang nya samapai malam hari. Memang benar kegiatan klub itu sangat menyeramkan.
                Kali ini mungkin aku akan sekelas dengan orang-orang baru yang dengan sekejapnya dapan membunuhku dengan muda, seperti inilah kehidupan di sekolah.
                Sesampainya aku di ruang kelas 1B seseorang menyapa ku, izumi salah satu mantan rekan tim teknologi ku saat aku berada di bangku SMP dia merupakan salah satu siswi berprestasi. Tapi sekarang di benar-benar membuat ku menjadi seorang yang terkena serangan secara langsung sehingga membuatku berpikir lebih bak aku tidak lahir ke dunia ini.
                “ Koutaro-kun, apa kabar. Lama tidak berjumpa ya. Setelah kelulusan waktu smp kau tidak pernah lagi menyapa annggota timmu ”.
                Dalam hati aku pun berpikir mengapa dia menegur ku, ah tidak duniaku akan hancur jika ada orang seperti dia di dalam sekolah ini. Baiklah aku harus membuatnya berubah pikiran untuk menegur ku.
                “hhmm.. maaf kamu siapa ya, apakah kita pernah bertemu sebelumnya.? ”
                “heee.... kamu ini kotaro-kun bukan. kamu mantan ketua klub teknologi waktu smp dulu.? “
                “hahh. Benarkan, aku bahkan tidak mengingatnya. ”
                “hmmm.. mungkin aku salah orang ya. Maaf telah menggagu. Sampai jumpa. “
                Akhirnya aku berhasil mengelabuhinya. Memang aku adalah ketua klub teknologi waktu smp. Tapi setelah kejadian waktu itu aku tak pernah lagi mengikuti kegiatan klub lagi. Itu adalah waktu di mana harapan semua anggota ku akan menjadikan kenyataan dan membawa diriku sendiri untuk meminpin mereka ke tempat dimana mereka bisa di hargai dan di anggap memiliki bakat. Tetapi harapan mereka punah setelah mendengar bahwa klub teknologi akan di tutup oleh ketua osis. Benar, keputusan itulah yang membuat ku merasa kecewa. Saat klub benar-benar sudah berada di ujung kesuksesan di situlah katua osis akan bergerak menghancurkan dan menutup klub tersebut. Ini seperti dunia kerajaan di mana penduduk yang sangat berkembang sehingga akan mempersulit sistem kerajaan karena jumlah penduduk yang banyak membuat kerajaan tersebut sulit menampung dan membiayainya, maka dengan kata lain sistem kerajaan tersebut akan membantai bahakan memunahkan penduduk yan berada di kota tersebut demi mengurangi beban kerajaan. dengan begitu sistem kerajaan tidak akan sulit dalam pembangunan dan perkembangan mereka.
                Tetapi menurutku itu bukanlah keputusan yang baik. Dimana waktu seseorang dapat berkembang di situlah seharusnya seseorang dapat mempertahankan dan memberikannya perlindungan untuk dapat berkembang menjadi yang lebi baik. Dan seharusnya seperti itu lah ketua osis yang ku harapkan. Tetapi itu merupakan sebuah mimpi yang jauh di mata ketua osis. Dan itu lah hal yang membuat diriku menjadi yang sekarang. Merasa bosan dengan kehidupan di sekolah.
                Sekarang yang bisa aku lakukan yaitu hanya bertaha di ruangan ini tanpa bergerak kamanapun. Jika sesuatu terjadi atau orang lain mendekan maka tameng prisai yang kubuat akan hancur seketika saat orang itu menegur atau menyentuh ku. Sama halnya izumi-san yang tadi pagi menegur ku dan tameng itupun hancur selama beberapa detik jdai aku harus membuatnya menjadi lebih kuat agar aku bisa bertahan.
                Sesaat bel istirahat di bunyikan semua siswa pergi kekantin. Akan tetapi hanya ada satu orang yang berada di dalam ruang kelas tersebut. Tidak lain dia adalah diriku sendiri. Setelah lima menit berlalu tiba-tiba ada seseorang berjalan ke arah meja ku. Akupun diam saja dan mnutupi kepala ku dengan buku seolah-olah aku sedang tidur siang. Lalu tanpa hening dia pun berkata sambil memegang pundakku.
                “ maaf, apakah kamu yang bernama kotaro-kun “
Benar-benar sial kali ini apa yang harus ku lakukan temeng kedua yang sudah kusiapkan untuk bertahan dari orang lain kali ini ditembus untuk kedua kalinnya. Lebih baik aku tidak menjawabnya, lagi pula keadaan ku sedang tidur mungkin dia tidak akan membangunkan ku. Lebih baik aku berada di posisi seprti ini sampai bel masuk di bunyikan.
“ hei kotaro-kun, ad yang ingin aku tannyakan cepatlah bangun “
Ada apa dengan perempuan ini, benar benar menyebalkan seharusnya dia tau bahwaa aku sedang tidur.
“ kotaro-kun, aku sangat menyukai mu “
Ada apa sebenarnya ini kenapa dia berkata begitu. Mungkin ini sedang mimpi, tapi ini bukan mimpi dari tadi dia menggoyang goyangkan tubuhku untuk membangunkan ku.  Tapi apa ini maksudnya, bahkan akupun tidak kenal dengan dia, kenapa tiba-tiba dia menyatakan perasaannya kepadaku.
Lalu denga cepat aku pun langsung berdiri tanpa membuka mata. Dan berharap bahwa semua ini hanya lah mimpi. Tapi saat aku ingin pergi dari ruangan itu tiba-tiba wanita itu langsung menarik tangan ku. Jika aku melepaskan diri dari tangan nya kemungkinan dia  akan jatu dan membuat diriku menjadi seseorang yang telah melakukan kekerasan kepada wanita. Haruskah aku menjawab pertannyaannya atau harus pura-pura sakit agar aku bisa keluar dengan aman dari kelas ini tanpa harus berkata apapun.
“ ah. Perut ku sakit aku harus pergi ke kamar kecil. ”
Tanpa berkata apapun, perempuan itupun langsung melepaskan tangannya dari lenganku. Aku pun langsung pergi ke kamar kecil dengan cepat saat aku sampai. Tidak ada satu orangpun di sana. Ini benar-benar tempat yang aman dan tenang, sungguh tempat yang terhindar dari penyerang.
                Setelah beberapa lama aku di kamar kecil akupun berjalan ke depan pintu keluar, saat ingin keluar ternyata gadis itu sedaang menungguku di depan kamar kecil ini. Astaga benar-benar mengerikan seakan aku adalah seorang tahanan yang sedang diawasi saat ingin kabur.



                                                ------- Overload -------                 




                

Comments

Popular Posts